Jumat, 14 Juni 2013

COBOY JUNIOR THE MOVIE : MENYANYI, MENARI & BERDAKWAH.

Sutradara : Anggy Umbara
Produser : Frederica
Production : Falcon Pictures, 2013.

Apa salah kalau sebuah film memanfaatkan moment? Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Apalagi di zaman sekarang, saat semua penonton berlomba-lomba saling mengeluarkan pendapat mereka di social media. All’s fair in this business, itu ada benarnya. Tapi tergantung seberapa besar fenomena yang tengah jadi sorotan, faktor penentu utama adalah keseimbangan antara hati dan bisnisnya. Niat untuk menelurkan film yang baik dengan kepentingan jualan, biarpun faktor aji mumpung itu tak bisa ditinggalkan sepenuhnya di belakang. Apalagi, di tengah-tengah keadaan film kita yang masih terus tak bisa meraba-raba pola pasarnya.

 Disitulah Falcon Pictures dan Anggy Umbara masuk dengan ‘Coboy Junior The Movie’. Nanti dulu tetek bengek lain yang ada di proses-prosesnya, namun yang jelas, dibanding PH-PH India yang lain, Falcon Pictures ini kelihatan masih sedikit lebih inovatif dengan produk-produk mereka. Dan siapa sih pemirsa belia sekarang yang tak kenal dengan boyband yang memang lebih mengutamakan vokalnya ini? Tergolong cukup pesat meraih kesuksesan sejak dibentuk tahun 2011 atas talenta-talenta personil yang ada di belakangnya sebagai finalis dan pemenang Idola CilikAFI Junior yang dipertemukan dalam Musikal ‘Laskar Pelangi’ lantas punya album rekaman, sinetron hingga film ‘Lima Elang’-nya Rudy Soedjarwo, boyband lokal ini sudah jadi komoditi panas di dunia showbiz kita.

Seperti sebuah semi dokumenter, ‘Coboy Junior The Movie’ mengisahkan perjuangan masing-masing personilnya ; Iqbaal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan), Bastian (Bastian Bintang Simbolon), Kiki (Teuku Ryzki Muhammad) dan Aldi (Alvaro Maldini Siregar) dari usaha formasi mereka oleh Patrick Effendy (Abimana Aryasatya) ke sebuah kompetisi Sing & Dance. Bukan hanya harus bersaing dengan peserta-peserta lain yang tak kalah hebat, tapi mereka juga harus melewati berbagai proses penting dari banyak konflik yang berbeda. Iqbaal yang harus meyakinkan orangtuanya (Irgi Fahrezi & Ersa Mayori) Bastian dengan kemampuan dance-nya, Aldi di tengah ketertarikannya dengan Lovely (Amanda Manopo) serta Kiki yang hidup berdua dengan ibunya (Astri Nurdin). Menang atau kalah dalam kompetisi adalah sasarannya, tapi diatas segalanya, sebuah pembuktian buat jadi yang terbaik.

 Di tangan Anggy Umbara, penuturan semi dokumenter ini tak hanya menggambarkan perjuangan karir ‘Coboy Junior’ berikut fokus ke tema utama tentang kompetisi nyanyi dan tari yang tampilannya tergarap dengan cukup baik bersama latar belakang Anggy dalam bermusik meskipun alirannya jauh berbeda, tapi juga diliputi dengan dakwah dibalik pesan-pesan yang sudah ditunjukkan Anggy dalam debutnya di ‘Mama Cake’. Tak ada salahnya memang, secara niat berdakwah ini cukup pas buat ditujukan ke pangsa pemirsanya sebagai sebuah penanaman motivasi dan pesan-pesan yang baik, namun sayangnya, sama seperti ‘Mama Cake’, walau beberapa bisa masuk ke dialog-dialog dalam skrip besutan Hilman MutasiAway Martianto lewat quote-quote cukup menarik, tak semua bisa menyatu dengan storytelling-nya dengan baik. Some hit and some missed, apalagi tampilan title card penulisan pesan yang terasa sangat preachy itu.

 But however, penggarapan keseluruhannya juga sungguh tak bisa dibilang jelek. Tanpa harus dibanding-bandingkan ke film luar dengan template kompetisi sejenis, ‘Coboy Junior The Movie’ bisa tampil sangat menghibur dengan kapasitasnya sebagai tontonan segala umur termasuk bagi para orangtua yang menemani anak-anaknya. Iming-iming 100 dancers dan 20 famous Indonesian songs over decades yang di-re-arranged oleh Ramondo Gascaro dan Dono Firman tetap terasa cukup menarik bersama beberapa hitsingles Coboy Junior. Beberapa bagian dalam skrip itu juga bisa jadi sangat klise, namun satu yang baik, mereka tak membangun konklusi kompetisi  dengan cara-cara bombastis tak masuk akal, tapi dengan mengetengahkan sisi cukup wajar di part-part kolaborasi dalam pengadeganannya.

 Di departemen akting, empat personil ‘Coboy Junior’ muncul dengan akting cukup baik yang menunjukkan mereka sudah lumayan terasah lewat kiprah-kiprah sebelumnya dari panggung, televisi hingga layar lebar. Skrip Hilman dan Away juga memberikan penelusuran karakter yang seimbang antara keempatnya dengan konflik-konflik diantara mereka. Sebagian pemeran pendukungnya juga cukup memberi warna dalam plot itu. Dari aktor-aktor yang sudah dikenal seperti Irgi Fahrezi, Ersa Mayori, Charles Bonar Sirait, Meisya Siregar dan Astri Nurdin, Joe P. Project yang seperti biasa bisa memberi sempalan komedi dalam kemunculan singkatnya, Indra Bekti, Ananda Omesh berikut pemeran tiga juri Iwa K., Nirina Zubir dan Dewi Sandra hingga talent-talent muda Fay Nabilla Rizka dan Amanda Manopo yang bisa mencuri perhatian lewat penampilan mereka. Hanya Fajar Umbara sebagai manager grup saingan Coboy Junior, Superboyz, yang lumayan merusak kekuatan cast pendamping lewat ekspresi-ekspresinya yang berlebihan. Namun diatas semuanya, Abimana yang menokohkan Patrick is the one who really saved the day, memberikan chemistry yang kompak terhadap para personil ‘Coboy Junior’ ini.

 So overall,  ‘Coboy Junior The Movie’ yang melaju kencang dengan perolehan penonton cukup solid diantara serbuan film-film summer blockbusters, memang layak buat dihargai lebih. Walau dakwahnya kadang agak berlebihan, faktor hiburan dibalik blend semi dokumentasi penuh nyanyi dan tari itu tak bisa dipungkiri masih cukup kuat, and please do note this. Bahwa film-film seperti ini, meski resikonya jadi segmented,  memang dibuat untuk sebuah selebrasi terhadap trend yang sedang populer. Tontonan buat mereka yang bisa mendukung fenomenanya, baik para Comate (fans Coboy Junior) atau pemirsa berusia lebih yang mau meluangkan waktu untuk menyenangkan buah hati atau anggota keluarga lainnya. Let them cheer with it.  It’s for those who celebrate. Bukan selebihnya.

@rahmaaakania :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar